Pages

Saturday, December 26, 2015

Belajar Bahasa Inggris Cara Kreatif Taba

Belajar bahasa Inggris itu harus ada cara kreatifnya agar kita tidak jenuh. Tips belajar dari orang lain yang sudah dipromosikan di sana-sini belum tentu langsung cocok, maka kita harus mencoba berbagai alternatif.

Belajar Bahasa Inggris Fokus Vocabulary
Kalau meminjam kata dari iklan sebuah perumahan mewah: lokasi, lokasi dan lokasi! Kalau dalam bahasa Inggris, vocab, vocab dan vocab! Vocab atau vocabulary merupakan modal yang sangat penting dan sangat fundamental untuk mampu berbahasa Inggris.

Mungkin ada orang yang beralasan: “Saya tidak paham bahasa Inggris karena tidak punya partner. Saya tidak bisa bahasa Inggris karena jarang praktek. Saya tidak mampu berbahasa Inggris karena kesulitan dalam grammar.”

Alasan di atas sering saya dengar. Tapi saya punya dugaan kuat bahwa sebenarnya mereka tidak mampu berbahasa Inggris karena tidak punya vocabulary yang dibutuhkan.

Seandainya kita sudah mempunyai perbendaharaan kata bahasa Inggris yang banyak, maka kemungkinan besar kita sendiri tidak akan mampu membendungnya untuk tidak keluar melalui mulut (berbicara) atau melalui tangan (menulis).

Sejelek apapun bahasa Inggris kita, jika sudah banyak vocabulary yang dikuasai, maka besar kemungkinan akan mampu berbicara walaupun dengan grammar yang salah; Kita akan mampu menulis dalam bahasa Inggris walaupun tata bahasanya amburadul. Saya yakin itu!

Belajar Bahasa Inggris Dengan Grammar Natural
Sekarang sudah semakin banyak kursus atau buku yang menawarkan tips belajar bahasa Inggris tanpa grammar. Setahu saya, mereka menerapkan metode tanpa grammar dengan mencontoh anak kecil yang mampu berbahasa ibu atau bahasa Indonesia walaupun tanpa belajar tata bahasanya.

Bahkan saya sering menjumpai orang-orang yang sekolahnya tamatan SD atau SMP, mereka mampu ngobrol dalam bahasa Indonesia meskipun bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda.

Banyak orang yang tanpa kesulitan menonton berjam-jam acara televisi yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia, padahal para penonton itu tidak tahu sama sekali teori tata bahasa Indonesia. Mereka tidak ambil pusing dengan: kalimat utama, kalimat pelengkap, kalimat aktif, kalimat pasif, unsur-unsur intrinsik atau yang lainnya. Walau demikian, mereka tetap menikmati berbagai acara televisi, bahkan tidak sedikit yang mampu menceritakan kembali kepada orang lain. Hebat, kan?

Kalau mereka yang tidak tahu tata bahasa Indonesia mampu memahami pesan-pesan di berbagai acara televisi nasional, mengapa kita harus dipaksa jago grammar hanya untuk memahami bahasa Inggris di TV atau surat kabar? Kita memang aneh, tapi itulah kenyataannya!

Ketergantungan pada TEORI gramatika itulah yang sekarang tampaknya semakin sering dinaturalisasi. Seperti istilah pemain sepak bola saja ya. He..he..

Berkali-kali saya katakan bahwa belajar grammar itu akan membuat bahasa Inggris kita sangat bagus, sangat intelek dan lebih mudah dipahami pengguna bahasa Inggris aslinya (native speaker).

Akan tetapi, jika grammar menjadi batu sandungan sehingga tidak berani praktek bahasa Inggris maka ini celaka bahasa…!

Dulu, orang-orang berlomba-lomba untuk melafalkan kosakata bahasa Inggris dengan meniru-niru orang Inggris atau orang Amerika Serikat agar sama persis pronunciation-nya.

Sekarang sudah mulai banyak para pengajar bahasa Inggris yang menyarankan agar kita sebagai orang Indonesia biarlah mengucapkan bahasa Inggris dengan gaya Indonesia seperti halnya orang Singapura yang menggunakan bahasa Inggris ala Singapur (Singlish).

Orang Sunda berbahasa Inggris dengan logat Sundanya. Orang Jawa berbahasa Inggris dengan logat Jawanya. Ini sudah tidak lagi menjadi ‘aib’, tapi justru menjadi ciri khas. Istilah teman saya: “Biarlah natural saja!”

Apakah sudah tidak penting lagi mencontoh logat orang Inggris atau orang Amerika sebagai penutur asli?
Tetap penting. Namun jangan dijadikan beban yang bisa membungkam para pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa asing (atau bahasa nomor dua setelah bahasa nasional) seperti kita.

Belajar logat orang Inggris/Amerika, belajar grammar sampai mengakar dan belajar linguistik sampai kepala botak mungkin saja dibutuhkan, tapi bukan untuk semua orang, melainkan untuk orang-orang tertentu saja yang ingin menjadi pakar bahasa Inggris.

Kalau hanya ingin berbisnis lintas negara, kalau hanya ingin memahami teks bahasa Inggris seperti surat kabar, kalau hanya ingin mengerti apa yang diucapkan para pemain film barat di TV, masa iya kita harus belajar grammar atau teori bahasa seperti para calon pakar bahasa. Saya pikir, tidak perlu!

Belajar Bahasa Inggris Metode Terjemahan
Metode terjemahan ini merupakan cara yang sering saya lakukan untuk belajar bahasa Inggris. Entah apa alasannya, mungkin saja karena saya pernah bercita-cita menjadi penerjemah, sehingga terasa nikmat ketika belajar menerjemahkan walaupun kesulitan seringkali dijumpai.

Ketika saya ingin menjadi penerjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, maka saya semakin rajin menerjemahkan teks-teks bahasa Inggris, terutama buku-buku yang berkaitan dengan materi kuliah (komputer) dan hobi saya, pendidikan.

Ketika saya ingin menjadi penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, maka saya semakin rajin menerjemahkan teks-teks bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Tidak hanya buku-buku konsumsi mahasiswa, tapi buku-buku anak Sekolah Dasar (SD) pun seringkali saya terjemahkan.

Menerjemahkan buku teks bahasa Indonesia tingkat SD biasanya membuat saya bersemangat karena banyak vocabulary yang tahu, tanpa perlu sering membuka kamus.

Bahkan belajar menerjemahkan Indonesia-Inggris semakin sering saya lakukan ketika saya merasa bahwa cara ini mampu menambah hapalan vocabulary dibandingkan cara Inggris-Indonesia.

Jadi, dengan metode Indonesia-Inggris, saya dituntut untuk selalu berpikir dalam konteks bahasa Inggris. Mungkin inilah sebabnya mengapa cara ini terasa lebih efektif untuk meningkatkan perbendaharan vocabulary.

Belajar Bahasa Inggris Itu Harus Kreatif
Saya berkeyakinan bahwa untuk memahami bahasa Inggris, kita harus kreatif. Menghilangkan mindset bahwa bahasa Inggris itu sulit yang mana sering dikemukakan oleh para siswa dan mahasiswa (bahkan dosennya) harus dibuang jauh-jauh.

Jika kita mencoba dengan cara satu tidak berhasil, maka cobalah cara dua. Jika kita menerapkan cara belajar bahasa Inggris dari berbagai pakar belum berhasil, maka cobalah buat cara belajar sendiri.

Intinya, kapanpun dan di mana pun kita tidak boleh lepas dari bahasa Inggris. Sebagai perbandingannya, kita boleh mengingat-ingat seberapa sering kita menggunakan bahasa Indonesia: TV, radio, tape, gadget, surat kabar, sekolah, Internet, forum diskusi nonformal, bertemu teman, dan lain-lain.

Meskipun kita tidak terasa sedang belajar bahasa Indonesia, tapi sebenarnya kita sedang belajar bahasa Indonesia secara natural melalui mata pelajaran matematika yang menggunakan bahasa pengantarnya bahasa Inggris.

Kita belajar sejarah menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Kita melihat iklan gadget terbaru di jalan, biasanya ditulis dalam bahasa Indonesia. Betapa banyak otak kita disuguhkan pada bahasa Indonesia. Lalu, menu bahasa Inggrisnya seberapa sering coba? Inilah yang sering terlupakan!

Cara Kreatif Belajar Bahasa Inggris Dengan Mudah
Ini beberapa contoh cara kreatif belajar bahasa Inggris yang pernah saya coba:

1. Menargetkan belajar bahasa Inggris tiap hari
a. 30 menit tiap hari
Mau menghapal vocab, mau menerjemahkan, mau mendengarkan musik, nonton TV, atau yang lainnya? Boleh!

b. 15 menit per hari
Jika 30 menit belum mampu, maka buatlah janji pada diri sendiri 15 menit saja.

c. 5 atau 10 menit per hari
Jika seperempat jam tidak bisa, maka 5 atau 10 menit per hari.

Akan tetapi, jika ketiga target waktu di atas tidak mampu dipenuhi dengan berbagai alasan (misalnya: malas, sibuk atau alasan lain), maka buatlah target ini:

a. Satu paragraf per hari
Jika tidak bisa satu paragraf, maka buat target ‘b’ berikut ini:

b. Satu kalimat per hari
Ketika mood kita sedang bagus mungkin satu kalimat terasa terlalu sedikit. Namun ketika mood kita jelek, maka seringkali satu kalimat pun tidak mau. Dengan demikian, pasanglah target ‘c’ berikut ini:

c. Satu kata per hari
Target ini sudah tidak bisa ditawar lagi. Kalau kita mencoba untuk melanggar hanya dengan alasan untuk satu atau dua hari saja, maka bersiaplah kita akan kehilangan semangat belajar bahasa Inggris lebih lama dari satu minggu. Bahkan boleh jadi dalam satu bulan, kita hanya belajar 4 hari saja. Ini biang kegagalan bahasa Inggris kita!

Bagi saya, belajar bahasa Inggris itu tidak seperti di sekolah yang terlalu formal. Saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya harus melihat kosakata bahasa Inggris dalam apapun bentuknya: iklan, buku, diary, surat kabar, film, kamus, atau yang lainnya.

Kalau orang lain English Day itu satu atau dua hari dalam seminggu, maka saya harus everyday (setiap hari). Hasilnya? Lumayan, meskipun masih kalah jauh oleh para pakar bahasa, tapi setidaknya saya sudah bisa memahami banyak referensi bahasa Inggris walaupun tidak semudah memahami referensi bahasa Indonesia.

Tapi saya tetap bangga dan bahagia karena masih banyak orang lain – bahkan yang pernah ikut kursus, bahasa Inggris mereka tetap lebih jelek daripada diriku yang tak berdaya ini. He..he..


Semoga cara kreatif belajar bahasa Inggris ini bisa bermanfaat!

No comments:

Post a Comment