Belajar bahasa Inggris
itu harus ada cara kreatifnya agar kita tidak jenuh. Tips belajar dari orang
lain yang sudah dipromosikan di sana-sini belum tentu langsung cocok, maka kita
harus mencoba berbagai alternatif.
Belajar Bahasa
Inggris Fokus Vocabulary
Kalau meminjam kata dari
iklan sebuah perumahan mewah: lokasi, lokasi dan lokasi! Kalau dalam bahasa
Inggris, vocab, vocab dan vocab! Vocab atau vocabulary merupakan modal yang
sangat penting dan sangat fundamental untuk mampu berbahasa Inggris.
Mungkin ada orang yang
beralasan: “Saya tidak paham bahasa Inggris karena tidak punya partner. Saya
tidak bisa bahasa Inggris karena jarang praktek. Saya tidak mampu berbahasa
Inggris karena kesulitan dalam grammar.”
Alasan di atas sering
saya dengar. Tapi saya punya dugaan kuat bahwa sebenarnya mereka tidak mampu
berbahasa Inggris karena tidak punya vocabulary yang dibutuhkan.
Seandainya kita sudah
mempunyai perbendaharaan kata bahasa Inggris yang banyak, maka kemungkinan
besar kita sendiri tidak akan mampu membendungnya untuk tidak keluar melalui
mulut (berbicara) atau melalui tangan (menulis).
Sejelek apapun bahasa
Inggris kita, jika sudah banyak vocabulary yang dikuasai, maka besar
kemungkinan akan mampu berbicara walaupun dengan grammar yang salah; Kita akan
mampu menulis dalam bahasa Inggris walaupun tata bahasanya amburadul. Saya
yakin itu!
Belajar Bahasa
Inggris Dengan Grammar Natural
Sekarang sudah semakin
banyak kursus atau buku yang menawarkan tips belajar bahasa Inggris tanpa
grammar. Setahu saya, mereka menerapkan metode tanpa grammar dengan mencontoh
anak kecil yang mampu berbahasa ibu atau bahasa Indonesia walaupun tanpa
belajar tata bahasanya.
Bahkan saya sering
menjumpai orang-orang yang sekolahnya tamatan SD atau SMP, mereka mampu ngobrol
dalam bahasa Indonesia meskipun bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda.
Banyak orang yang tanpa
kesulitan menonton berjam-jam acara televisi yang disampaikan menggunakan
bahasa Indonesia, padahal para penonton itu tidak tahu sama sekali teori tata
bahasa Indonesia. Mereka tidak ambil pusing dengan: kalimat utama, kalimat pelengkap,
kalimat aktif, kalimat pasif, unsur-unsur intrinsik atau yang lainnya. Walau
demikian, mereka tetap menikmati berbagai acara televisi, bahkan tidak sedikit
yang mampu menceritakan kembali kepada orang lain. Hebat, kan?
Kalau mereka yang tidak
tahu tata bahasa Indonesia mampu memahami pesan-pesan di berbagai acara
televisi nasional, mengapa kita harus dipaksa jago grammar hanya untuk memahami
bahasa Inggris di TV atau surat kabar? Kita memang aneh, tapi itulah
kenyataannya!
Ketergantungan pada
TEORI gramatika itulah yang sekarang tampaknya semakin sering dinaturalisasi.
Seperti istilah pemain sepak bola saja ya. He..he..
Berkali-kali saya
katakan bahwa belajar grammar itu akan membuat bahasa Inggris kita sangat
bagus, sangat intelek dan lebih mudah dipahami pengguna bahasa Inggris aslinya
(native speaker).
Akan tetapi, jika
grammar menjadi batu sandungan sehingga tidak berani praktek bahasa Inggris
maka ini celaka bahasa…!
Dulu, orang-orang
berlomba-lomba untuk melafalkan kosakata bahasa Inggris dengan meniru-niru
orang Inggris atau orang Amerika Serikat agar sama persis pronunciation-nya.
Sekarang sudah mulai
banyak para pengajar bahasa Inggris yang menyarankan agar kita sebagai orang
Indonesia biarlah mengucapkan bahasa Inggris dengan gaya Indonesia seperti
halnya orang Singapura yang menggunakan bahasa Inggris ala Singapur (Singlish).
Orang Sunda berbahasa
Inggris dengan logat Sundanya. Orang Jawa berbahasa Inggris dengan logat
Jawanya. Ini sudah tidak lagi menjadi ‘aib’, tapi justru menjadi ciri khas.
Istilah teman saya: “Biarlah natural saja!”
Apakah sudah tidak
penting lagi mencontoh logat orang Inggris atau orang Amerika sebagai penutur
asli?
Tetap penting. Namun
jangan dijadikan beban yang bisa membungkam para pengguna bahasa Inggris
sebagai bahasa asing (atau bahasa nomor dua setelah bahasa nasional) seperti
kita.
Belajar logat orang
Inggris/Amerika, belajar grammar sampai mengakar dan belajar linguistik sampai
kepala botak mungkin saja dibutuhkan, tapi bukan untuk semua orang, melainkan untuk
orang-orang tertentu saja yang ingin menjadi pakar bahasa Inggris.
Kalau hanya ingin
berbisnis lintas negara, kalau hanya ingin memahami teks bahasa Inggris seperti
surat kabar, kalau hanya ingin mengerti apa yang diucapkan para pemain film
barat di TV, masa iya kita harus belajar grammar atau teori bahasa seperti para
calon pakar bahasa. Saya pikir, tidak perlu!
Belajar Bahasa
Inggris Metode Terjemahan
Metode terjemahan ini
merupakan cara yang sering saya lakukan untuk belajar bahasa Inggris. Entah apa
alasannya, mungkin saja karena saya pernah bercita-cita menjadi penerjemah,
sehingga terasa nikmat ketika belajar menerjemahkan walaupun kesulitan
seringkali dijumpai.
Ketika saya ingin
menjadi penerjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, maka saya semakin
rajin menerjemahkan teks-teks bahasa Inggris, terutama buku-buku yang berkaitan
dengan materi kuliah (komputer) dan hobi saya, pendidikan.
Ketika saya ingin
menjadi penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, maka saya semakin
rajin menerjemahkan teks-teks bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Tidak hanya
buku-buku konsumsi mahasiswa, tapi buku-buku anak Sekolah Dasar (SD) pun
seringkali saya terjemahkan.
Menerjemahkan buku teks
bahasa Indonesia tingkat SD biasanya membuat saya bersemangat karena banyak
vocabulary yang tahu, tanpa perlu sering membuka kamus.
Bahkan belajar
menerjemahkan Indonesia-Inggris semakin sering saya lakukan ketika saya merasa
bahwa cara ini mampu menambah hapalan vocabulary dibandingkan cara
Inggris-Indonesia.
Jadi, dengan metode
Indonesia-Inggris, saya dituntut untuk selalu berpikir dalam konteks bahasa
Inggris. Mungkin inilah sebabnya mengapa cara ini terasa lebih efektif untuk
meningkatkan perbendaharan vocabulary.
Belajar Bahasa
Inggris Itu Harus Kreatif
Saya berkeyakinan bahwa
untuk memahami bahasa Inggris, kita harus kreatif. Menghilangkan mindset bahwa
bahasa Inggris itu sulit yang mana sering dikemukakan oleh para siswa dan
mahasiswa (bahkan dosennya) harus dibuang jauh-jauh.
Jika kita mencoba dengan
cara satu tidak berhasil, maka cobalah cara dua. Jika kita menerapkan cara
belajar bahasa Inggris dari berbagai pakar belum berhasil, maka cobalah buat
cara belajar sendiri.
Intinya, kapanpun dan di
mana pun kita tidak boleh lepas dari bahasa Inggris. Sebagai perbandingannya,
kita boleh mengingat-ingat seberapa sering kita menggunakan bahasa Indonesia:
TV, radio, tape, gadget, surat kabar, sekolah, Internet, forum diskusi nonformal,
bertemu teman, dan lain-lain.
Meskipun kita tidak
terasa sedang belajar bahasa Indonesia, tapi sebenarnya kita sedang belajar
bahasa Indonesia secara natural melalui mata pelajaran matematika yang
menggunakan bahasa pengantarnya bahasa Inggris.
Kita belajar sejarah
menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Kita melihat iklan gadget
terbaru di jalan, biasanya ditulis dalam bahasa Indonesia. Betapa banyak otak
kita disuguhkan pada bahasa Indonesia. Lalu, menu bahasa Inggrisnya seberapa
sering coba? Inilah yang sering terlupakan!
Cara Kreatif Belajar
Bahasa Inggris Dengan Mudah
Ini beberapa contoh cara
kreatif belajar bahasa Inggris yang pernah saya coba:
1. Menargetkan belajar
bahasa Inggris tiap hari
a. 30 menit tiap hari
Mau menghapal vocab, mau
menerjemahkan, mau mendengarkan musik, nonton TV, atau yang lainnya? Boleh!
b. 15 menit per hari
Jika 30 menit belum
mampu, maka buatlah janji pada diri sendiri 15 menit saja.
c. 5 atau 10 menit per
hari
Jika seperempat jam
tidak bisa, maka 5 atau 10 menit per hari.
Akan tetapi, jika ketiga
target waktu di atas tidak mampu dipenuhi dengan berbagai alasan (misalnya:
malas, sibuk atau alasan lain), maka buatlah target ini:
a. Satu paragraf per
hari
Jika tidak bisa satu
paragraf, maka buat target ‘b’ berikut ini:
b. Satu kalimat per hari
Ketika mood kita sedang
bagus mungkin satu kalimat terasa terlalu sedikit. Namun ketika mood kita
jelek, maka seringkali satu kalimat pun tidak mau. Dengan demikian, pasanglah
target ‘c’ berikut ini:
c. Satu kata per hari
Target ini sudah tidak
bisa ditawar lagi. Kalau kita mencoba untuk melanggar hanya dengan alasan untuk
satu atau dua hari saja, maka bersiaplah kita akan kehilangan semangat belajar
bahasa Inggris lebih lama dari satu minggu. Bahkan boleh jadi dalam satu bulan,
kita hanya belajar 4 hari saja. Ini biang kegagalan bahasa Inggris kita!
Bagi saya, belajar
bahasa Inggris itu tidak seperti di sekolah yang terlalu formal. Saya berjanji
pada diri sendiri bahwa saya harus melihat kosakata bahasa Inggris dalam apapun
bentuknya: iklan, buku, diary, surat kabar, film, kamus, atau yang lainnya.
Kalau orang lain English
Day itu satu atau dua hari dalam seminggu, maka saya harus everyday (setiap
hari). Hasilnya? Lumayan, meskipun masih kalah jauh oleh para pakar bahasa,
tapi setidaknya saya sudah bisa memahami banyak referensi bahasa Inggris walaupun
tidak semudah memahami referensi bahasa Indonesia.
Tapi saya tetap bangga
dan bahagia karena masih banyak orang lain – bahkan yang pernah ikut kursus,
bahasa Inggris mereka tetap lebih jelek daripada diriku yang tak berdaya ini.
He..he..
Semoga cara kreatif
belajar bahasa Inggris ini bisa bermanfaat!
No comments:
Post a Comment